(Ilustrasi Kelinci Rex) |
Kelinci Rex dikenal sebagai kelinci hias yang memiliki keistimewaan pada bulunya yang sangat lembut seperti beludru dan juga warnanya yang indah dan beragam, antara lain: coklat, putih, hitam, opal, orange, broken, dalmatian, dan warna-warna lainnya.
Kelinci Rex sangat populer sebagai binatang peliharaan dan juga untuk kontes. Selain sebagai Kelinci hias, Kelinci Rex juga bisa dijadikan sebagai Kelinci pedaging karena beratnya berkisar antara 3-5 kg.
Kelinci Rex juga termasuk Kelinci yang pintar karena bisa dilatih untuk melakukan berbagai trik. Tetapi untuk melatih Kelinci Rex agar bisa melakukan beberapa trik, dibutuhkan kesabaran dan konsistensi dalam melatihnya.
Tapi dibalik keistimewaannya tersebut, Kelinci Rex juga sering mengalami masalah kesehatan dan memerlukan penanganan khusus.
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab timbulnya penyakit pada Kelinci Rex, antara lain:
� Kebersihan kandang kurang terjaga.
� Kualitas pakan yang jelek.
� Porsi pakan kurang.
� Air minum kotor atau kurang.
� Kekurangan nutrisi (protein, vitamin, mineral).
� Tertular penyakit dari Kelinci lain.
� Kondisi cuaca yang tidak menentu.
Kelinci yang sakit biasanya akan menunjukkan beberapa gejala, antara lain: lesu, nafsu makan hilang, mata sayu, dan suhu tubuhnya naik turun tidak stabil.
Jika Kelinci sudah menunjukkan gejala-gejala sakit, sebaiknya segera dikarantina agar tidak menulari Kelinci lain yang masih sehat.
Berikut ini beberapa jenis penyakit yang sering menyerang Kelinci Rex dan cara mengobatinya:
� Scabies
Jika Kelinci Rex terjangkit Scabies dengan ciri-ciri:
- Jari kakinya terlihat memerah, gundul/tidak berbulu.
- Di sekeliling telinganya terlihat berjamur/borokan.
- Hidung terlihat mengembang seperti mau mengelupas.
Jika terdapat gejala-gejala tersebut pada Kelinci Rex, maka harus segera di suntik atau di olesi obat.
� Enteritis
Penyakit ini akan menyerang sistem pencernaan Kelinci dan menjadi penyebab kematian paling umum pada Kelinci Rex di peternakan.
Penyakit ini sering di alami anak-anak Kelinci Rex yang masih menyusu dan banyak menyebabkan kematian. Kalaupun bisa sembuh dari penyakit ini, biasanya anakan Kelinci Rex akan mengalami pertumbuhan yang kurang baik.
Dikalangan peternak, penyakit ini di kenal dengan beberapa istilah, antara lain: kembung, mencret, dan bloat. Penyebabnya bisa karena udara lembap, basah, atau terkena angin malam secara langsung, atau cuaca buruk.
Kembung pada Kelinci juga bisa di sebabkan karena salah dalam pemberian pakan dan perbandingan serat kasar, protein, dan lemak yang tidak tepat.
Ketika mengalami kembung, biasanya Kelinci akan sering berdiri dengan posisi membungkuk, kaki depan agak maju, daun telinga turun, mata suram dan memincing, gigi berkerokot menahan sakit.
Selain itu, Kelinci juga tampak sering haus dan selalu mendekati air minum. Kotorannya berwarna hijau gelap, berbau, berlendir dan menempel pada dubur.
Penyebab utamanya yaitu kandungan serat kasar pakan terlalu tinggi, lebih dari 22%. Secara umum enteritis kompleks terjadi karena Kelinci salah pakan, jenis makanan yang di berikan tidak cocok atau sering ganti-ganti jenisnya, terlalu banyak diberikan pakan hijauan basah, cuaca buruk, kondisi kandang yang kotor dan anak Kelinci terlalu cepat disapih.
Kelinci dewasa yang kurang serat kasar, atau anak Kelinci yang terlalu banyak memeperoleh serat kasar juga mudah terserang enteritis kompleks.
Cara mengobatinya:
Pengobatannya dapat dilakukan dengan menyingkirkan pakan hijauan dan air minum yang tersedia, dan selama sehari Kelinci cukup diberikan pakan berupa daun kacang kering.
Untuk pengobatan selanjutnya, berikan antibiotik yang dicampurkan pada makanan induk Kelinci yang sedang menyusui atau ke dalam air minumnya. Setelah sembuh, Kelinci dapat diberikan pakan seperti biasa.
� Pasteurellosis
Penyakit ini sering menyerang sistem pencernaan pada Kelinci dewasa, baik jantan maupun betina. Penyebabnya adalah kuman Pasteurella multocida.
Gejalanya dimulai dari saluran pencernaan bagian atas, kemudian infeksinya menjalar pada organ-organ lain, terutama uterus, testicles, dan kelenjar susu.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan rutin membuang kotorannya. Selain itu, kandang dengan ventilasi yang baik juga dapat mengurangi timbulnya penyakit ini.
� Young Doe Syndrome
Penyakit ini sering terjadi pada Kelinci-Kelinci betina pada kelompok kelahiran yang pertama dan kedua. Penyebabnya adalah septicemia akibat mastitis sehingga terjadi bengkak pada kelenjar susu.
Kuman stapphylorus aureus memasuki kelenjar susu melaui luka pada kelenjar atau puting susu dan menyebabkan suhu badan induk panas serta nafsu makannya berkurang.
Puting susu juga bengkak dan keras sehingga induk Kelinci tidak mau menyusui anaknya. Akibatnya anakan Kelinci sering mati karena tidak mendapatkan asupan susu dari induknya.
Cara menanganinya:
Induk Kelinci yang sakit harus segera di isolasi, dan disuntik dengan Penicilin, Dexatozoon, Sulmethonl, Sulfa Strong atau Oxylin. Jika belum parah, penyakit ini masih bisa disembuhkan.
Pencegahannya:
Kandang harus rutin dibersihkan dan disemprot atau di cuci dengan Asepto. Sedangkan anak-anak Kelinci dipelihara dikandang yang lain selama induknya sakit dengan dibetikan Rabbit milk, atau lebih mudahnya bisa di berikan susu kambing etawa sebagai pengganti air susu induknya.
� Kokkidiosis
Penyakit ini lebih sering menyerang Kelinci yang dipelihara di atas lantai. Penyebabnya adalah kuman parasit (protozoa) yang menyerang usus atau hati. Parasit yang menyerang hati banyak menimbulkan kematian pada anakan Kelinci.
Kelinci yang terserang penyakit ini jika dibedah, maka pada organ hatinya akan terlihat bercak-bercak putih.
Penularan penyakit ini terjadi melalui mulut, yaitu bibit penyakit tertelan lewat makanan, air minum, atau sesuatu yang mengandung penyakit yang dijilati oleh Kelinci.
Pada musim hujan yang panjang dan kondisi kandang yang kotor, serangan penyakit ini mudah sekali timbul. Gejalanya antara lain: nafsu makan turun, badan kurus, lesu, dan berat badan terus merosot. Selain itu, Kelinci yang teraerang penyakit ini, giginya sering berkerot-kerot menahan sakit, beraknya mencret bercampur darah atau berlendir putih.
Cara mengobatinya:
Cara mengobati Kelinci yang terserang penyakit kokkidiosis bisa di obati dengan obat-obatan yang mengandung sulfa untuk menghambat diare, misalnya saja, sulfa quinoxalin, Trisulfa, Sulfa Strong, dan Noxal.
Selain bisa di obati dengan obat-obatan tersebit, prnyakit ini juga dapat di obati dengan stop diare yang mengandung Tetracycline, atau Eludron yang berupa obat tetes.
Pencegahannya:
Untuk mencegah timbulnya penyakit ini pada Kelinci, kebersihan kandang dan lingkungannya harus benar-benar dijaga dan juga harus menjaga kualitas ransum pakannya agar selalu bersih dan berkualitas.
� Sembelit
Kelinci yang terkena sembelit akan menunjukkan gejala kesulitan dan bahkan tidak bisa berak serta kencingnya sedikit sekali. Kelinci juga tampak sangat gelisah.
Penyebabnya karena pemberian ransum kering kurang di imbangi dengan pemberian air minum yang cukup. Kombinasi serat kasar dalam ransum kering dengan pakan hijauan juga kurang tepat. Selain itu, Kelinci yang kurang bergerak karena kandangnya terlalu sempit juga bisa menjadi penyebab Kelinci mengalami sembelit.
Cara mengobatinya:
Pengobatannya dapat dilakukan dengan memberikan air minum sebanyak-banyaknya pada Kelinci yang mengalami sembelit, berikan lebih banyak pakan hijauan, sayuran, dan buah-buahan. Selain itu, sebaiknya Kelinci dilepaskan diluar kandang agar mendapat udara segar dan bisa bergerak bebas.
Pencegahannya:
Pemberian pakan yang seimbang antara ransum kering dan pakan hijauan dapat mencegah terjadinya sembelit.
Air minum dicukupi, dan tambahkan juga vitamin dan mineral untuk pelengkap gizinya.
Kandang yang sudah sempit diganti dengan yang lebih lebar agar Kelinci yang menempatinya merasa lebih nyaman.
� Pilek
Gejala penyakit ini mudah diketahui, yaitu hidung Kelinci mengeluarkan lendir berwarna jernih atau keruh, selain itu Kelinci juga sering bersin-bersin, kaki depannya selalu berusaha menggaruk-garuk hidung, kaki dan bulu badannya ikut basah, mata sembap, basah dan berair.
Penyakit ini bisa disebabkan karena bakteri atau virus. Sifat penyakit ini sangat mudah menular dengan menyerang selaput lendir pada saluran hidung. Infeksi dapat menyebar ke tenggorok dan paru-paru sehingga menimbulkan sesak napas.
Cara menanganinya:
Hidung Kelinci yang penuh ingus disemprot dengan larutan antiseptik, dan ingus yang sudah mengeras menjadi kerak dibersihkan menggunakan air hangat.
Obati Kelinci yang terkena pilek menggunakan antibiotik seperti Penicilin atau Anticold. Kelinci sangat mudah terkena penyakit pilek jika lingkungan kandangnya lembab dan basah. Sirkulasi udara yang buruk juga dapat mempercepat penyebaran penyakit ini.
Pencegahannya:
Penularan pilek dapat dicegah jika sanitasi kandang bagus, populasi kelinci tidak terlalu padat, volume pakan cukup dan tinggi nilai gizinya, Kelinci cukup bergerak, dan cukup mendapat sinar matahari pagi setiap hari.
� Pneumonia
Pneumonia radang paru-paru menyerang sistem pernafasan Kelinci yaitu paru-paru. Penyebabnya kuman Pasteurella Multocida.
Gejalanya, Kelinci sering mengangkat kepalanya tinggi-tinggi karena susah bernapas, mata dan telinganya tampak kebiru-biruan, kadang-kadang keluar cairan bernanah dan kotorannya encer/mencret.
Penyakit ini biasanya menyerang Kelinci yang kondisi tubuhnya sedang tidak fit, terutama pada induk Kelinci menjelang melahirkan anak kedua atau ketiga kalinya.
Penyebab awalnya, Kelinci sering terkena udara dari luar secara langsung, udara didalam kandang lembap, dan pakan yang kurang bergizi.
Penyakit ini susah disembuhkan, kecuali jika Kelinci segera mendapatkan pengobatan ketika gejala penyakit ini masih pada tahap permulaan dengan diberikan obat berupa Penicillin, Oxylin, atau Sulfa Strong yang diberikan melalui suntikan.
� Kudis
Penyakit ini menimbulkan kulit Kelinci mengalami gatal-gatal. Bagian tubuh yang terserang awalnya kepala, lalu menjalar ke bagian mata, hidung, kaki, dan kemudian ke seluruh tubuh.
Penyebabnya adalah kutu Sarcoptes Scabiei, sehingga penyakit ini disebut scabesiosis alias kudis. Kutu kudis berbentuk hampir bulat, dan berkaki empat pasang. Kutu jantan berukuran 0,2-0,24 mm, sedangkan kutu betina berukuran 0,33-0,6 mm dan berkembang biak dengan cara bertelur. Dalam sekali bertelur, kutu ini bisa menghasilkan 40-50 butir telur.
Kutu betina akan masuk dibawah kulit Kelinci dengan merusak lapisan kulit bagian atas. Kerusakan kulit ini akan menimbulkan luka dan gatal-gatal dan menimbulkan infeksi pada kulit Kelinci. Akibatnya Kulit menjadi kemerah-merahan, bulu-bulunya rontok dan disertai gatal-gatal.
Saking seringnya Kelinci menggaruk-garuk dan menggosok-gosokkan badannya pada dinding kandang menyebabkan seluruh badannya penuh koreng dan kurus karena tidak mau makan dan akhirnya bisa mati.
Cara menanganinya:
Kelinci yang terkena kudis harus segera di isolasi agar tidak menulari Kelinci yang lain. Untuk mengobatinya, Kelinci yang terkena kudis tersebut dicukur bulu disekitar bagian yang kudisan dan cuci lukanya dengan air hangat. Setelah bersih kemudian dilap sampai kering, kemudian olesi lukanya dengan obat kudis, misalnya salep belerang, Caviam, atau Scabicid Cream. Pengobatan dilakukan setiap dua hari sekali.
Pencegahannya:
Bersihkan kandangnya lalu semprot menggunakan disenfektan (obat pembasmi hama seperti Asuntal, Neguvan, Notick. Setelah itu, kandang segera dijemur dan dibiarkan kosong minimal sampai 15 hari.
� Kanker telinga
Penyakit ini ditandai rasa gatal dan sakit pada telinga Kelinci. Gejalanya kepala Kelinci sering digoyang-goyangkan dan digeleng-gelengkan, daun telinganya sering digosok-gosokkan segingga kulit telinganya yang putih menjadi kemerah-merahan. Lama-kelamaan cairan akan keluar dari jaringan kulit yang rusak lalu mengeras membentuk kerak.
Kelinci yang terserang penyakit ini tubuhnya menjadi kurus karena selalu gelisah dan tidak tenang. Penyakit ini disebabkan karena kutu yang hidup dipermukaan kulit bagian dalam telinga Kelinci dan menyebabkan pangkal telinga bagian dalam terdapat endapan sisik kekuning-kuningan.
Kelinci lain yang sehat dan hidup berdekatan dengan Kelinci yang menderita kanker telinga juga harus ikut diobati karena penyakit mudah menular.
Cara mengobatinya:
Bagian telinga Kelinci yang terkena kanker telinga diolesi dengan obat pembasmi kutu. Obat dibuat dengan campuran 1 bagian jodium, 25 bagian minyak kelapa, dan 10 bagian alkohol kemudian obat tersebut di oleskan menggunakan kapas.
Baca juga:
Demikian informasi tentang beberapa jenis penyakit yang sering menyerang Kelinci Rex dan cara mengobatinya. Untuk informasi lain seputar Kelinci, dapat dibaca pada artikel OKB lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Terima kasih
0 comments:
Post a Comment